Saya menyaksikan "Istirahatlah Kata-kata" karya Yosep Anggi Noen dengan ekspektasi tinggi. Kemudian film dimulai, kesunyian mencekat bergulir, gambar-gambar berbicara, suara-suara bersenandung, terdengar silih berganti termasuk dibacakannya sederet puisi berisi keresahan seorang Wiji Thukul. Emosi tidak pernah dipacu kencang namun bagai pelukan kasih sayang, dijamah pelan sampai tanpa sadar
Hiç yorum yok:
Yorum Gönder